Wisata Sejarah Perjuangan di Ranah Minang Bisa Jadi Alternatif Liburanmu

Wisata Sejarah Perjuangan di Ranah Minang Bisa Jadi Alternatif Liburanmu

Jika kamu yang mulai bosan dengan objek wisata yang itu-itu saja? Tidak ada salahnya kamu mencoba wisata sejarah perjuangan dengan berkunjung ke museum sebagai alternatif liburanmu. Selain bisa melepas penat, berwisata ke museum juga bisa menambah pengetahuan terkait sejarah. Berikut rekomendasi museum atau tempat wisata sejarah perjuangan di Sumatera Barat yang bisa kamu kunjungi

Museum Tuanku Imam Bonjol

Tempat ini adalah salah satu tempat wisata yang penuh edukasi dengan cerita histori masa lampau. Museum ini terletak di Jalan Lintas Tengah Sumatera, Ganggo Hilia, Bonjol, Pasaman, SUmatera Barat. 

Museum Tuanku Imam Bonjol didirikan untuk mengenang jasa dari salah satu pahlawan nasional yang berjuang di tanah Minang, yakni Tuanku Imam Bonjol.

Museum ini memamerkan beraneka ragam benda peninggalan bekas perjuangan Tuanku Imam Bonjol saat  mengusir penjajah dari bumi Minang. Di dalam Museum Tuanku Imam Bonjol tertulis cerita lengkap terjadinya awal mula perang padri pada tahun 1803  yang berakhir pada tahun 1838. Dan perang ini ditujukan untuk mengusir penjajahan Belanda kala itu yang ingin menguasai daerah Minang. 

Museum ini didirikan pada tahun 1987 dan selesai dibangun tiga tahun kemudian. Gedung museum ini memiliki arsitektur yang cukup unik, terutama di bagian atapnya yang memiliki bentuk seperti tanduk atau yang biasa disebut dengan gonjong.  Bangunan Museum Tuanku Imam Bonjol terdiri dari dua lantai. Lantai pertama berisikan barang-barang bekas perjuangan pada masa perang paderi kemudian di lantai dua berisi barang-barang pribadi milik Tuanku Imam Bonjol.

Di lantai satu kita dapat menemukan barang-barang seperti peta, lukisan, cerita sejarah perjuangan perang padri, etnografi, numismatik, dan berbagai barang lainnya. Sementara di lantai dua, bisa menemukan berbagai macam barang pribadi milik Tuanku Imam Bonjol seperti keramik antik, peralatan kuno, uang kuno dan lain-lain.

Tak lupa, di Museum Tuanku Imam Bonjol ini kamu bisa berswafoto, karena menyajikan beberapa spot foto yang cantik sebagai latar foto. Belum lagi di depan museum terdapat patung Tuanku Imam Bonjol dan bagian depan terdapat arsitektur yang unik menambah kesan instagenic museum ini.

Museum ini dibuka untuk umum dan beroperasi mulai dari pukul 08.00 hingga 18.00 WIB. Untuk tiket masuk harganya cukup terjangkau. Kamu hanya perlu merogoh Rp5.000 dan bisa masuk ke museum itu. Selamat liburan.

Museum Adityawarman

Museum dengan desain arsitektur khas Minangkabau ini terletak di Jalan Diponegoro, Kota Padang. Di dalamnya kamu bisa melihat berbagai koleksi terkait kebudayaan Minangkabau. Mulai dari pernak-pernik khas Minang, diorama, hingga berbagai peninggalan sejarah Minangkabau. Di sini kamu juga bisa melihat peninggalan kerajaan – kerajaan yang pernah berkembang di Sumatera Barat pada zaman dahulu.

Museum Perjuangan “Tridaya Eka Darma”

Terletak di Jalan Panorama no. 22, Kota Bukittinggi, museum ini menyimpan berbagai koleksi bersejarah perjuangan Indonesia. Di museum ini kamu bisa melihat berbagai jenis senjata dan perlengkapan perang, pemancar radio, alat penerima sinyal, telepon dan juga pakaian para tentara Indonesia dan tentara asing.

Uniknya lagi, di halaman museum ini juga terdapat sebuah pesawat terbang AT 16 Harvard yang dulunya digunakan dalam penumpasan PRRI tahun 1958. Lokasinya yang berada di pusat kota, membuat museum ini mudah diakses.

Museum Mande Rubiah

Berlokasi di Pesisir Selatan, museum Mande Rubiah menyimpan berbagai peninggalan Bundo Kanduang dan benda-benda peninggalan keturunan atau pewarisnya. Koleksinya berupa naskah, uang kuno, senjata, peralatan dapur, telur burung garuda dan tongkat. Dalam sejarahnya, Mande Rubiah sendiri berkaitan erat dengan kerajaan Pagaruyuang.

Museum Kelahiran Buya Hamka

Terletak di tepian Danau Maninjau, museum ini dulunya adalah rumah yang ditempati oleh keluarga Buya Hamka. Museum ini menyimpan banyak sekali koleksi barang pribadi milik Buya Hamka. Seperti kursi, foto, tempat tidur, hingga baju wisuda. Di dalam museum juga terdapat buku-buku karya sang ulama dan pujangga itu. Tertarik mengunjungi museum penulis Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck ini?

Museum Goedang Ransoem

Museum ini menjadi saksi bisu penjajahan Belanda di kota batu bara ini. Dulunya, gedung museum ini merupakan dapur umum bagi pekerja tambang. Disini kamu dapat melihat berbagai koleksi peralatan memasak berukuran raksasa yang digunakan pada saat itu. Terdapat pula koleksi foto pekerja tambang yang dieksploitasi oleh pemerintah Belanda pada masa itu.

Related Posts

Leave a Reply