Martabak, hidangan gurih yang digoreng, telah menjadi favorit banyak orang di Indonesia. Namun, seringkali muncul kebingungan antara Martabak Mesir dan Martabak Telur. Meskipun terlihat serupa dan sama-sama lezat, keduanya memiliki perbedaan mendasar yang memengaruhi rasa, tekstur, dan bahkan asal-usulnya. Mari kita bedah perbedaannya!
Martabak Telur: Sang Klasik yang Merakyat
Martabak Telur adalah jenis martabak yang paling umum dan dikenal luas di seluruh Indonesia. Hampir di setiap sudut kota, kita bisa menemukan penjual martabak telur. Berikut adalah ciri khas martabak telur:
Adonan Kulit: Umumnya menggunakan adonan yang lebih tebal dan kenyal dibandingkan martabak Mesir. Meskipun tetap ditarik hingga tipis saat akan digoreng, tekstur akhirnya cenderung lebih lembut dan sedikit kenyal.
Isian: Isian martabak telur biasanya lebih sederhana. Terdiri dari campuran telur (ayam atau bebek), daging cincang (sapi atau ayam, meskipun kadang ada yang polos tanpa daging), dan irisan daun bawang. Bumbu yang digunakan tidak terlalu dominan, cenderung gurih asin yang ringan.
Penyajian: Disajikan dengan acar timun dan bawang, serta kuah cuka encer yang lebih bening dan memiliki rasa manis asam yang tidak terlalu pekat. Beberapa tempat mungkin menyajikan dengan cabai rawit hijau utuh.
Rasa: Cenderung gurih ringan dengan dominasi rasa telur dan daging.
Baca Juga: Asal Usul Martabak Mesir
Martabak Mesir: Sensasi Rasa dari Ranah Minang
Meskipun namanya “Mesir”, Martabak Mesir sejatinya berasal dari daerah Kubang di Minangkabau, Sumatera Barat. Martabak ini punya karakter rasa dan penyajian yang khas, membuatnya berbeda dari martabak telur biasa. Berikut adalah beberapa ciri khas martabak mesir:
Adonan Kulit: Ini salah satu perbedaan paling mencolok. Adonan kulit martabak Mesir cenderung dibuat lebih tipis dan saat digoreng menghasilkan tekstur yang lebih renyah dan garing di bagian luar, namun tetap lembut di dalamnya.
Isian: Isiannya jauh lebih kaya rempah dan melimpah. Selain telur dan daging cincang, biasanya ditambahkan irisan bawang bombay, kentang, dan bumbu rempah khas Minang yang kuat (seperti bumbu kari atau gulai), memberikan aroma yang lebih kompleks dan rasa yang lebih “nendang”. Beberapa varian juga menggunakan isian jeroan sapi atau kambing.
Penyajian: Ini adalah daya tarik utama martabak Mesir. Disajikan dengan kuah cuko yang khas. Kuah cuko ini berwarna lebih gelap, kental, dan memiliki perpaduan rasa asam, manis, dan pedas yang lebih kuat dan kompleks dibandingkan kuah cuka martabak telur biasa. Kuah ini mengandung rempah dan gula merah yang mendalam.
Rasa: Lebih kaya, gurih kuat dengan sentuhan rempah yang dominan, dan rasa pedas manis asam dari kuah cuko yang menjadi pelengkap sempurna.
Pada akhirnya, pilihan antara martabak Mesir dan martabak telur kembali pada selera masing-masing. Jika Anda menyukai martabak dengan rasa yang lebih otentik, kaya rempah, dan disajikan dengan kuah yang kompleks, Martabak Mesir adalah pilihan yang tepat. Namun, jika Anda lebih menyukai martabak dengan rasa gurih yang lebih sederhana dan tekstur klasik, martabak telur akan selalu memuaskan. Keduanya adalah bukti kekayaan kuliner Indonesia yang patut dicicipi!
Cara Menyantap
Biasanya martabak telur dimakan dengan cara diambil sepotong, lalu dicelupkan pada kuah cuko. Namun untuk martabak Mesir biasanya kuah cukonya diguyur ke martabaknya langsung.