gasiang tangkurak

Gasiang Tangkurak, Kisah Mistis Mainan Berhantu dari Minangkabau

Minangkabau, Sumatera Barat, kaya akan tradisi dan cerita rakyat yang turun temurun. Di antara sekian banyak kisah mistis yang beredar, ada satu yang cukup terkenal dan seringkali membuat bulu kuduk merinding: Gasiang Tangkurak. Bukan sekadar cerita hantu biasa, Gasiang Tangkurak adalah sebuah praktik perdukunan atau sihir yang menggunakan media gasing dari tengkorak manusia, dipercaya memiliki kekuatan supranatural untuk memanggil arwah.

Apa itu Gasiang Tangkurak?

Secara harfiah, “Gasiang” berarti gasing, dan “Tangkurak” berarti tengkorak. Jadi, Gasiang Tangkurak adalah gasing yang terbuat dari tengkorak kepala manusia, biasanya bagian tempurung atas atau batok kepala. Gasing ini bukanlah mainan biasa, melainkan sebuah benda pusaka atau media ritual yang digunakan oleh orang-orang tertentu (dukun atau praktisi ilmu hitam) dengan tujuan supranatural.

Gasiang tangkurak sendiri merujuk pada sebuah permainan mistik yang dipercaya masyarakat Minang pada masa lampau, sebuah gasing yang terbuat dari tengkorak manusia dan digunakan untuk keperluan supranatural, seperti memikat orang yang dicintai.

Konon, tengkorak yang digunakan untuk membuat gasing ini bukanlah sembarang tengkorak. Dipercaya bahwa tengkorak tersebut harus berasal dari orang yang meninggal secara tidak wajar atau tragis, seperti korban pembunuhan, bunuh diri, atau kecelakaan, yang arwahnya dipercaya masih bergentayangan dan menyimpan dendam. Ada juga yang menyebutkan bahwa tengkorak tersebut harus milik orang yang memiliki ilmu tertentu semasa hidupnya.

Fungsi dan Tujuan Gasiang Tangkurak

Penggunaan Gasiang Tangkurak memiliki beberapa tujuan yang semuanya berkaitan dengan pemanggilan atau pemanfaatan arwah:

Membantu Melacak Sesuatu yang Hilang: Salah satu fungsi yang paling sering diceritakan adalah kemampuannya untuk membantu menemukan benda hilang, orang yang minggat, atau bahkan harta karun. Gasing akan berputar dan konon akan menunjuk ke arah keberadaan objek atau orang yang dicari.

Mencelakai Musuh: Ada pula kepercayaan bahwa Gasiang Tangkurak bisa digunakan untuk menyantet atau mencelakai orang lain. Arwah yang terikat pada gasing akan dikendalikan untuk mengganggu, menyakiti, atau bahkan membunuh target.

Memanggil dan Mengendalikan Arwah: Inti dari Gasiang Tangkurak adalah kemampuannya untuk memanggil arwah dari alam lain. Arwah yang terpanggil ini kemudian akan diperintah oleh sang pemilik untuk melakukan berbagai keinginan.

Pelet atau Pengasihan: Meskipun jarang, beberapa cerita juga menyebutkan Gasiang Tangkurak digunakan untuk tujuan pelet atau pengasihan, yaitu untuk membuat seseorang jatuh cinta atau terikat pada pemesannya.

Ritual dan Bahaya Penggunaan

Penggunaan Gasiang Tangkurak tidak bisa sembarangan. Diperlukan ritual khusus, mantra-mantra, dan sesajen tertentu untuk mengaktifkan dan mengendalikan kekuatan gasing tersebut. Praktik ini seringkali dilakukan di tempat-tempat sepi dan angker, seperti kuburan atau tempat-tempat keramat, pada waktu-waktu tertentu yang dianggap memiliki energi kuat.

Bahaya dari praktik Gasiang Tangkurak tidak hanya terletak pada potensi untuk mencelakai orang lain, tetapi juga pada risiko bagi penggunanya sendiri. Dipercaya bahwa jika tidak dilakukan dengan benar atau jika arwah yang terikat tidak bisa dikendalikan, maka arwah tersebut bisa berbalik mengganggu atau mencelakai si pengguna. Oleh karena itu, ilmu ini dianggap sebagai ilmu hitam yang berbahaya dan tidak direkomendasikan untuk dipelajari atau digunakan.

Gasiang Tangkurak dalam Budaya Populer

Kisah Gasiang Tangkurak telah menjadi bagian dari cerita rakyat Minangkabau yang diceritakan turun temurun. Popularitasnya juga merambah ke budaya populer, sering diangkat menjadi tema dalam film horor, novel, atau cerita pendek. Hal ini turut menjaga eksistensi cerita Gasiang Tangkurak di tengah masyarakat, meskipun kebanyakan orang memandangnya sebagai legenda mistis yang menyeramkan.

Gasiang Tangkurak adalah salah satu legenda mistis yang kuat dan mengakar dalam budaya Minangkabau. Ia menggambarkan bagaimana masyarakat zaman dahulu memandang dan berinteraksi dengan dunia gaib. Meskipun keberadaannya kini lebih banyak sebagai cerita dan bagian dari folklore, kisah Gasiang Tangkurak tetap menjadi pengingat akan kekayaan budaya dan keragaman kepercayaan yang ada di Indonesia.

Related Posts

Leave a Reply