foto martabak kubang atau martabak mesir

Asal-Usul Kuliner Martabak Mesir: Bukan dari Mesir, Tapi dari Minang!

Siapa yang tak kenal martabak? Kudapan lezat ini memiliki banyak varian di Indonesia, salah satunya adalah martabak Mesir. Meski namanya mengandung unsur “Mesir”, banyak yang terkejut saat mengetahui bahwa kuliner ini sama sekali tidak berasal dari Timur Tengah. Lalu, bagaimana kisah martabak Mesir ini bermula? Mari kita telusuri jejak rasanya hingga ke daerah asalnya.

Bukan dari Mesir, tapi dari Minang!

Meskipun namanya Martabak Mesir, kuliner ini sejatinya lahir dan berkembang di Minangkabau, Sumatera Barat. Nama “Mesir” yang melekat pada martabak ini ternyata hanyalah sebutan lokal yang diberikan oleh masyarakat setempat, terutama di daerah Pariaman dan sekitarnya.

Martabak Mesir diperkenalkan pertama kali di Kubang, Sumatera Barat. Karenanya martabak ini juga dikenal dengan sebutan martabak Kubang. Konon, martabak atau mutabbaq dibawah oleh bangsa Arab dan India berkulit hitam yang awalnya dikira bangsa Mesir oleh masyarakat setempat. Kemudian, masyarakat setempat menyukai rasa martabak tersebut dan mencoba untuk membuat sendiri dengan bumbu khas Minang.

Konon, sebutan ini muncul karena beberapa penjual martabak awal memiliki paras atau ciri khas yang oleh masyarakat diasosiasikan dengan orang Arab atau Mesir, meskipun mereka adalah warga lokal keturunan India atau Pakistan yang sudah lama menetap.

Ada juga versi lain yang menyebutkan bahwa sebutan “Mesir” ini untuk menunjukkan perbedaannya dengan martabak telur biasa. Martabak Mesir memiliki isian yang lebih kaya dan bumbu yang lebih kuat, sehingga dianggap “lebih istimewa” atau “lebih otentik” layaknya hidangan dari negeri jauh.

Jejak Pengaruh India di Ranah Minang

Asal-usul martabak di Indonesia memang tidak lepas dari pengaruh India. Martabak, dalam bentuk aslinya, adalah mutabbaq yang berarti “terlipat” dalam bahasa Arab. Kudapan ini dibawa oleh para pedagang dan imigran India ke berbagai wilayah di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Di India sendiri, hidangan serupa dikenal dengan nama murtabak atau roti canai (yang kemudian berkembang menjadi roti maryam di Indonesia).

Para imigran India, terutama yang berasal dari Gujarat, banyak yang berdagang dan menikah dengan penduduk lokal di Sumatera Barat. Mereka membawa serta tradisi kuliner mereka, termasuk cara membuat adonan tipis dan isian berbumbu. Inilah yang menjadi cikal bakal martabak yang kita kenal sekarang.

Ciri Khas Martabak Mesir

Martabak Mesir memiliki beberapa ciri khas yang membedakannya dari martabak telur pada umumnya:

  • Adonan Lebih Tipis dan Renyah: Adonan kulit martabak Mesir umumnya dibuat lebih tipis dan digoreng hingga renyah di luar, namun tetap lembut di dalam.
  • Isian Lebih Melimpah: Isian martabak Mesir biasanya lebih kaya dan gurih. Selain daging cincang (sapi atau ayam), irisan daun bawang, dan telur, seringkali ditambahkan irisan bawang bombay, kentang, atau bumbu rempah khas Minang yang kuat.
  • Kuah Cuko Khas: Salah satu keunikan martabak Mesir adalah penyajiannya yang dilengkapi dengan kuah cuko atau kuah cuka. Kuah ini memiliki rasa asam, manis, dan pedas yang segar, mirip dengan kuah pempek, namun dengan rempah yang sedikit berbeda. Kuah cuko inilah yang menambah dimensi rasa dan kesegaran pada martabak Mesir.

Martabak Mesir Hari Ini

Hingga saat ini, martabak Mesir tetap menjadi kuliner favorit di Sumatera Barat dan telah menyebar ke berbagai kota di Indonesia. Banyak pedagang martabak yang mencantumkan nama “Martabak Mesir” untuk menarik pembeli, meskipun rasanya telah disesuaikan dengan lidah lokal di luar Minang. Namun, esensi rasa gurih, renyah, dan keunikan kuah cukonya tetap menjadi daya tarik utama.

Jadi, lain kali Anda menikmati lezatnya martabak Mesir, ingatlah bahwa Anda sedang mencicipi sepotong sejarah kuliner yang kaya, perpaduan budaya India dan inovasi lokal dari Ranah Minang yang memesona.

Related Posts

Leave a Reply