Revitalisasi Adat Babaliak ka Surau Harus Ditegakkan

Revitalisasi Adat Babaliak ka Surau Harus Ditegakkan

SARIBUNDO.BIZ – Upaya memperkuat peranan para niniak-mamak dalam menjaga anak nagari dari perkembangan arus globalisasi dengan melakukan revitalisasi adat dan babaliak ka surau.

 “Kita secara bersama sama perlu menerapkan revitalisasi adat dan babaliak ka surau,” ungkap bupati Irfendi Arbi, saat menghadiri kegia­tan Batogak Panghulu, Male­wakan Gola, Lukman Dt Sinaro Nan Babudi yang kini menjabat Walinagari, di Sungai Beringin, Kecamatan Payakumbuh, di Rumah Godang Gonjong Limo, Kampuang Koto, Pasukuan Sembilan.

Di hadapan para niniak-mamak Sungai Beringin dan tokoh adat Batusangkar, Tanah Datar, Irfendi menyatakan apresiasi, kepada masyarakat Sungai Beringin yang masih menjunjung tinggi nilai-nilai adat istiadat Minangkabau, yang bernuansa ABS-SBK hingga sekarang. Terutama dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Dia mengajak, seluruh niniak-mamak dapat menjalin kerjasama yang baik dengan pemerintah serta masyarakat di nagari.

“Saya sudah lama memandang dan ingin menghidupkan kembali program revitalisasi nagari adat dan babaliak ka surau. Mari kita tumbuh kembangkan kembali, hidup beradat, banagari, di kampuang kito,” ajak Irfendi.

Saat ini, tambahnya, arus persaingan global semakin berat. Oleh karena itu, anak nagari dan seluruh elemen masyarakat musti dibentengi dari perbuatan-perbuatan yang menyimpang, akibat masuknya budaya luar.

 “Saya meminta peranan niniak­mamak, manjaga anak kemenakan. Sebab elok nagari dek niniak mamak, elok tapian dek nan mudo,” himbaunya.

Dalam kesempatan itu, bupati Irfendi didaulat memasangkan soluak, sebagai pertanda pengesahan gelar sako kepada Datuk Sinaro. Alek pangulu malewakan gala Dt Sinaro Nan Babudi, dikatahui sudah dihelat sejak seminggu terakhir.

Pada puncak pergelaran, puluhan niniak-mamak yang berpakaian lengkap dengan baju kebesarannya, melakukan prosesi bararak keliling kampong. (Baca Juga: Tips dan Cara Membuat Udang Tahu dengan Bumbu Tauco)

Selain niniak mamak, arak-arakan yang diiringi alat musik talempong pacik ini, juga turut diikuti ratusan ibu-ibu Bundo Kanduang, yang memakai takuluak ikek sembari menjunjung bungkusan makanan dengan tampan bernama dulang. Begitu pula para monti, malin dan dubalang. Layaknya pelewaan gelar adat di Ranah Minang, prosesi ‘Malewakan Gola Datuk Sinaro Babudi’ diwarnai prosesi dialog berbahasa Minang yang disebut baalua.

Menurut seorang niniak-mamak setempat, Datuak Paduko Sindo, hari itu adalah hari keenam alek nagari ‘Malewakan Gola Datuk Sinaro Nan Babudi’ ini. Hari-hari sebelumnya diisi dengan rabab, salawat dulang dan randai. Sepertinya gelar adat yang hendak dikukuhkan ini bukanlah gelar sembarangan.

Datuk Sinaro Nan Babudi adalah salah satu gelar adat yang setingkat di bawah Datuk Pamuncak. Sebelumnya, gelar Datuk Sinaro dipegang oleh Almarhum Fahmi Zakaria, yang merupakan mamak dari Lukmah Hakim, Datuk Sinaro Nan Babudi. Begitu ia meninggal dunia sekitar setahun lampau, gelar tersebut langsung diturunkan kepada kemenakan yang ditunjuk oleh kaum.

Bagi masyarakat adat di Nagari Sungai Beringin, peristiwa adat seperti ini sangat patut dirayakan. Begitu pun, tuan rumah, dikatakan, sejak jauh hari sudah meniatkan prosesi teraebut. Maka, sejak 8 Oktober 2016 lalu, kenduri adat ini sudah mulai dilangsungkan. Pemberian gelar adat bagi penghulu baru, turut ditandai dengan penyembelihan kerbau sebagai salah satu syarat untuk penobatan penghulu di Minangkabau.

Disarikan dari harianhaluan

Related Posts

Leave a Reply