Mengenal Kemumu, Tanaman Bergetah yang Jadi Santapan Lezat di Dapur Masyarakat Minang Pedesaan

Pernah dengar nama kemumu? Bagi sebagian besar orang di luar Sumatera Barat, nama ini mungkin terdengar asing. Namun, di ranah Minang, kemumu adalah salah satu bahan masakan tradisional yang punya tempat istimewa, meski dikenal “sulit” dalam pengolahannya.

Apa Itu Kemumu?

Kemumu adalah sebutan lokal di Minangkabau untuk daun talas muda atau daun keladi. Secara ilmiah, kemumu termasuk dalam genus Colocasia, sama seperti talas pada umumnya. Tanaman ini tumbuh subur di daerah tropis, terutama di tempat yang lembap dan berair.

Ciri khas kemumu adalah daunnya yang lebar, berbentuk hati atau perisai, dengan tangkai yang panjang. Warna daunnya hijau tua, dan bagian permukaannya seringkali memiliki lapisan seperti lilin yang membuat air tidak mudah menempel (efek talas).

Kenapa Kemumu Istimewa Sekaligus Menantang?

Keunikan dan tantangan utama dalam mengolah kemumu terletak pada getahnya. Ya, daun talas, termasuk kemumu, mengandung kristal kalsium oksalat (rafida) yang dapat menyebabkan rasa gatal dan iritasi pada kulit maupun tenggorokan jika tidak diolah dengan benar. Inilah mengapa tidak semua orang berani atau tahu cara memasak kemumu.

Namun, di balik tantangannya, kemumu menawarkan cita rasa dan tekstur yang unik saat dimasak. Daunnya yang lembut ketika sudah matang, mampu menyerap bumbu dengan sangat baik, memberikan sensasi rasa yang gurih dan sedikit ‘sepat’ yang khas, menjadikannya sangat digemari sebagai sayuran berkuah.

Kemumu dalam Kuliner Minangkabau

Di Minangkabau, kemumu paling populer diolah menjadi Gulai Kemumu. Proses pembuatannya cukup rumit dan membutuhkan ketelatenan:

  • Penanganan Getah: Sebelum dimasak, daun kemumu harus melalui proses khusus untuk menghilangkan getahnya. Caranya beragam, mulai dari meremas-remas daun dengan garam kasar, merendamnya dalam air garam, hingga merebusnya sebentar dalam air mendidih. Beberapa juga menambahkan asam kandis atau asam gelugur saat proses perebusan awal untuk membantu menetralkan getah.
  • Dimasak Gulai: Setelah getahnya hilang, kemumu dimasak dengan bumbu gulai khas Minang yang kaya rempah (kunyit, jahe, lengkuas, serai, cabai, bawang, dll.) dan santan kental. Proses memasaknya pun harus lama dengan api kecil agar bumbu meresap sempurna dan daun kemumu menjadi sangat empuk serta tidak gatal.

Gulai Kemumu punya rasa yang gurih, pedas, dan sedikit sepat yang enak. Tekstur daunnya yang lembut meleleh di lidah, berbeda dengan sayuran hijau lainnya. Hidangan ini seringkali disajikan dengan nasi hangat dan lauk lainnya.

Selain gulai, kemumu juga kadang diolah menjadi tumisan atau dicampur dalam beberapa jenis sayur berkuah lainnya, meskipun Gulai Kemumu tetap menjadi primadona.

Manfaat Kesehatan (dan Kehati-hatian)

Seperti sayuran hijau lainnya, kemumu dipercaya mengandung serat, vitamin, dan mineral. Namun, yang paling penting adalah selalu pastikan kemumu diolah dengan benar untuk menghilangkan getahnya sebelum dikonsumsi. Mengonsumsi kemumu yang getahnya belum hilang bisa menyebabkan sensasi gatal dan tidak nyaman di mulut dan tenggorokan.

Jadi, meskipun menantang dalam pengolahannya, kemumu adalah bukti kekayaan dan keunikan kuliner Minangkabau yang patut dicoba bagi para pencinta kuliner petualang.

Related Posts

Leave a Reply