Di antara jajaran kapal perang Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL), nama KRI Teluk Bone mungkin tidak setenar kapal fregat atau korvet yang lebih modern. Namun, kapal berjenis Landing Ship Tank (LST) ini memiliki sejarah panjang dan peran krusial dalam menjaga kedaulatan dan mendukung operasi militer Indonesia. Sebagai salah satu veteran armada angkut, KRI Teluk Bone telah menjadi saksi bisu berbagai peristiwa penting dan setia menjalankan tugasnya.
KRI Teluk Bone (511) saat ini sudah tidak lagi aktif bertugas sebagai kapal perang. Kapal ini telah dihibahkan oleh Kementerian Pertahanan RI kepada Pemerintah Kota Pariaman, Sumatera Barat, sejak tahun 2023 untuk dijadikan museum bahari.
Kapal ini tiba di perairan Kota Pariaman pada tanggal 28 September 2023, setelah ditarik (di-towing) dari Surabaya. Saat ini, KRI Teluk Bone (511) berada di perairan Pantai Pauh, Pariaman, Sumatera Barat.
Kapal ini dihibahkan ke Kota Pariaman, Sumatera Barat, karena adanya permohonan dan inisiatif dari Pemerintah Kota Pariaman sendiri. Pemerintah daerah melihat potensi besar kapal veteran ini untuk dijadikan museum bahari dan objek wisata edukasi.
Namun setelah di towing selama satu bulan perjalanan laut dari Surabaya, setidaknya hingga Mei lalu kapal tersebut masih terbengkalai di perairan pantai Pauh, Pariaman, dan belum ada tanda-tanda proses persiapan untuk dijadikan museum.
Asal-Usul dan Spesifikasi
KRI Teluk Bone (511) awalnya bukanlah kapal buatan Indonesia. Ia merupakan kapal eks-Angkatan Laut Amerika Serikat, dengan nama awal USS Iredell County (LST-838), yang dibangun pada masa Perang Dunia II. Setelah perang usai, banyak LST yang kemudian dijual atau dihibahkan ke negara-negara sekutu, termasuk Indonesia. KRI Teluk Bone secara resmi bergabung dengan jajaran TNI AL pada tahun 1967.
Sebagai LST, fungsi utamanya adalah sebagai kapal pendarat tank. Ini berarti kemampuannya untuk mengangkut pasukan darat, kendaraan tempur (terutama tank), logistik, dan peralatan militer lainnya langsung ke pantai yang tidak memiliki fasilitas pelabuhan. Desainnya yang memiliki bow door (pintu di haluan) dan ramp (rampa) memungkinkan kendaraan langsung keluar dan masuk kapal di perairan dangkal.
Spesifikasi umum KRI Teluk Bone (meskipun dapat bervariasi tergantung modifikasi) dengan panjang sekitar 100 meter, dan lebar sekitar 15 meter. Kapal ini punya bobot ribuan ton dengan kecepatan laju yang relatif lambat dibandingkan kapal perang lainnya, disesuaikan untuk operasi pendaratan.
Umumnya kapal dilengkapi dengan persenjataan ringan untuk pertahanan diri, seperti meriam anti-pesawat. KRI ini juga mampu membawa ratusan prajurit, puluhan kendaraan, dan tonase kargo.
Peran dan Operasi Penting
Selama puluhan tahun mengabdi di TNI AL, KRI Teluk Bone telah menjalankan berbagai macam misi, antara lain:
- Operasi Militer: Terlibat dalam operasi pendaratan amfibi untuk mendukung pasukan darat dalam berbagai konflik atau operasi militer di dalam negeri.
- Angkutan Logistik: Menjadi tulang punggung dalam pengiriman logistik militer ke pulau-pulau terpencil dan daerah perbatasan yang sulit dijangkau melalui jalur darat.
- Misi Kemanusiaan: Sering kali dikerahkan dalam misi kemanusiaan dan penanggulangan bencana alam, mengangkut bantuan logistik, tim medis, dan relawan ke daerah terdampak. Kemampuannya untuk merapat di pantai sangat vital dalam situasi darurat.
- Latihan Gabungan: Berpartisipasi aktif dalam berbagai latihan gabungan TNI, baik skala nasional maupun internasional, untuk melatih kemampuan pendaratan amfibi.
- Dukungan Pergeseran Pasukan: Membantu pergeseran pasukan dan alutsista antar pulau dalam rangka rotasi tugas atau penguatan pertahanan wilayah.
Tantangan dan Dedikasi
Usia KRI Teluk Bone yang sudah veteran tentu membawa tantangan tersendiri dalam hal pemeliharaan dan modernisasi. Namun, berkat dedikasi prajurit dan teknisi TNI AL, kapal ini tetap dapat beroperasi dan menjalankan tugasnya dengan baik. Perannya yang tak tergantikan dalam mendukung operasi lintas laut dan bantuan kemanusiaan menjadikannya aset berharga bagi Indonesia.
KRI Teluk Bone adalah contoh nyata dari upaya TNI AL untuk mengoptimalkan sumber daya yang ada demi menjaga keutuhan wilayah dan mendukung berbagai kepentingan nasional. Meskipun sudah tak muda lagi, semangat pengabdian KRI Teluk Bone terus berkibar di lautan nusantara.