Lompong Sagu, Penganan Khas Minangkabau Ada Saat Ramadhan

Lompong Sagu, Penganan Khas Minangkabau Ada Saat Ramadhan

Bila berkunjung ke Sumatera Barat, jangan lupa mencicipi Lompong Sagu. Makanan tradisional khas Minangkabau ini merupakan penganan yang cukup banyak diburu saat Ramadhan.

Di luar Ramadhan orang yang menjual kue satu ini agak terbatas. Lompong Sagu memiliki tekstur kenyal. Rasanya manis karena ada gula aren di dalamnya. Lompong Sagu memiliki warna kecoklatan.

Lompong Sagu Kue Tradisional Khas Ranah Minang yang Mulai Langka tapi Diburu Pecinta Kuliner Lompong Sagu Kue Tradisional Khas Ranah Minang yang Mulai Langka tapi Diburu Pecinta Kuliner.

Bahannya, terbuat dari tepung sagu yang diaduk bersama pisang batu (kepok) yang telah ditumbuk. Kemudian dicampur santan, kelapa. Saat dibungkus menggunakan daun pisang, disisipkan gula aren di tengahnya.

Agar bahan tersebut matang, perlu dipanggang. Kue tradisional ini dipanggang di atas bara api selama 30 menit.

“Setelah semua bahan dicampur, selanjutnya dibalut dengan daun pisang. Kemudian, lompong sagu diletakkan di atas bara api untuk dipanggang. Pemanggangan di atas bara api ini memakan waktu mencapai 30 menit hingga balutan daun pisang menjadi kering dan bahkan hangus kehitaman,” katanya.

Lompong sagu memiliki aroma yang khas mengunggah selera. Dari rasa manis, gurih dan tekstur yang kenyal menjadikan lompong sagu terasa begitu nikmat saat berbuka puasa.

Makanan tradisional ini tentunya bisa ditambahkan ke dalam menu berbuka puasa pada saat bulan suci Ramadan. Kudapan lompong sagu ini masih banyak dapat dijumpai di Kota Padang, hanya saja lokasinya yang sulit untuk ditemui.

Salah satu lokasi tempat menjual lompong sagu ada di dekat Mushalla Al-Firdaus Jalan Raya Ampang, Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar). Di sekitar Jalan Ampang cukup banyak yang menjajakan lompong sagu ini. Meri, salah satu pedagang lompong sagu yang ditemui TribunPadang.com mengatakan bahwa ia sudah lama berjualan lompong sagu.

“Harganya cukup murah, cuma Rp 2 ribu untuk satu lompong sagu,” katanya.

“Alhamdulillah di bulan Ramadhan ini lumayan cukup laris pada bulan Ramadan ini, setiap hari jualan habis. Jarang ada yang tersisa tidak terjual,” katanya.

Ia menjelaskan bahwa penjualan lompong sagu meningkat dariapada hari biasanya, dan pada bulan Ramadan ia bisa menjual 100 buah lompong sagu.

Related Posts

Leave a Reply