Bulan ini adalah bulannya para guru, karena setiap 25 November, kita akan memperingati hari guru. Di Minangkabau, guru tidaklah terbatas pada person namun punya artian yang lebih luas lagi, hingga muncullah salah satu falsafah hidup masyarakat Minang yaitu “Alam takambang jadi guru”
Apa sih makna dari “Alam takambang jadi guru?”
Masyarakat menganut pemahaman bahwa alam raya ini bisa dijadikan media belajar dan dijadikan guru yang akan selalu ada sepanjang hayat kita. Sehingga tempat kita menimba ilmu tidak hanya di sekolah dengan para guru saja, tapi secara luas, masyarakat Minang selalu belajar dari alam sekelilingnya, termasuk tata cara kehidupan sosial yang sangat kental dengan adat istiadatnya.
Istilah “Alam takambang” sendiri dalam bahasa Minangkabau berarti bentangan alam yang terhampar luas seluas mata memandang. “Takambang” jika diartikan ke bahasa Indonesia secara harfiah berarti “terkembang”.
Alam yang demikian luas tentu sangat potensial bagi kita untuk mendapatkan berbagai pelajaran dan pengalaman. Ketika di sekolah kita hanya terbatas pada kurikulum, buku, dan guru, di luar itu masyarakat Minang mengembangkan ilmu tadi dengan belajar pada alam, lingkungan, dan pengalaman.


Apa Manfaat Belajar Pada Alam?
Mudah Merantau
Salah satu manfaat yang paling terasa dan sudah dinikmati masyarakat Minangkabau dari menerapkan falsafah hidup “Alam takambang jadi guru” adalah, para perantau Minang dimanapun ia berada selalu bisa menempatkan diri dan diterima masyarakat setempat.
Contoh sederhana, kamu pasti akan menemukan warung makan Padang bahkan hingga ke pelosok desa di seantero nusantara, dari ujung barat hingga ujung timur sana. Hal ini jadi bukti bahwa perantau minang mampu membaur dengan masyarakat setempat sehingga diterima di sana.
Penuh Ide & Gagasan
Selain itu, masyarakat Minangkabau juga dikenal sebagai sosok yang penuh ide dan gagasan. Tak jarang dimanapun ia tinggal, urang Minang menjadi tokoh atau panutan karena ragam ilmu yang ia miliki.
Sebut saja para pendiri bangsa kita, banyak sekali yang berasal dari Minangkabau, karena memang budaya belajar pada apa dan siapa saja sudah dianut dan diterapkan dalam kehidupan masyarakat Minang.
Guru di sekolah tentu penting, di luar itu, kita harus belajar pada alam, lingkungan, dan pengalaman, karena ilmu dan pengetahuan yang kita didapatkan di sekolah tentu bersifat dasar dan terbatas, pengembangannya pasti akan kita raih dari belajar di luar jam sekolah.
Jangan pernah berhenti belajar dari sumber apa pun juga selama membawa manfaat seperti penerapan falsafah “Alam Takambang Jadi Guru”