Ingat bulan suci Ramadhan, maka akan ingat sajian berbuka atau takjil yang disediakan. Begitu juga di daerah Provinsi Sumatera Barat, ada satu sajian khas yang hadir dan paling mudah dijumpai yakni kuliner sari kayo khas Minangkabau.
Tapi, tidak semua daerah di Sumbar yang menyajikan kuliner sari kayo ini. Seperti di Kabupaten Pesisir Selatan yang merupakan satu kabupaten di Sumbar, bisa dikatakan tidak ada yang menjual kuliner sari kayo ini.
Namun yang paling banyak ditemui itu, seperti di Kota Padang, Kabupaten Solok Selatan, Limapuluh Kota, dan beberapa daerah di Sumbar lainnya.
Sementara di luar momen Ramadhan, sebenarnya juga ada sari kayo ini. Itu pun disajikan pada acara formal tertentu, sebagai santapan ringan bagi tamu undangan. Lalu, sebenarnya apa sih yang membuat sari kayo ini hanya ada di momen-momen tertentu?
Salah seorang penjual sari kayo, Sapini mengatakan, sebenarnya yang dinamakan sari kayo itu adalah rasa manis yang terbuat dari gula pasir dan sejumlah bahan-bahan lainnya. Hasilnya nanti, sari kayo itu akan menyerupai agar-agar. Nah untuk mencicipinya dibuatkanlah ketan beras putih atau juga bisa dari lemang.
Sapini menyebutkan, untuk membuat sari kayo ini, bahan-bahan yang digunakan termasuk alami yakni ada telur, kocok lepas gula merah, daun pandan, kayu manis, lalu ada garam dan santan kental. Setelah bahan sudah tersedia, saatnya dimulai untuk membuat sari kayo rasa manis tersebut.
“Untuk membuatnya sih tidak lama. Tapi yang lama itu ialah mendinginkan sari kayo itu hingga menjadi agar-agar,” katanya, Sabtu (12/5/2018).
Jadi untuk memulai awal pekerjaan membuat sari kayo itu ialah mengocok telur, lalu memasukkan irisan gula merah, kemudian campurkan dengan santan. Saring adonan dan masukkan ke dalam wajan tahan panas.
Selain itu letakkan irisan daun pandan di atasnya sebagai pewangi. Selanjutnya, kukus hingga matang sekitar 20 menit. Setelah membeku lalu dinginkan, dan jadilah sari kayo itu.
Sedangkan untuk ketannya sendiri dibuat secara terpisah. Alasan diperlukannya menikmati sari kayo dengan beras ketan, karena untuk mendapatkan rasa yang enak itu, sari kayo harus dimakan dengan beras ketan.
“Kalau harganya mungkin di setiap daerah bervariasi, yang jelas sari kayo yang saya jual ini Rp2.000 untuk satu kotak yang berisikan satu gumpalan beras ketan dan satu bungkusan kecil sari kayo dari daun pisang,” ujarnya.
Ia menyebutkan, membuat sari kayo itu butuh keahlian khusus. Baginya untuk membuat sari kayo itu butuh belajar dari pendahulu. Begitu juga dengan dirinya, ia mampu membuat kuliner sari kayo itu, merupakan turunan dari ibunya.
“Jika sudah begitu sistemnya, saya kira untuk kuliner sari kayo ini akan selalu ada dari zaman ke zaman,” jelasnya.