KIAI Haji Ahmad Dahlan merupakan salah satu pembaharu dalam bidang ilmu falak. Ia diketahui pernah meluruskan arah kiblat Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta, tepatnya pada 1897 Masehi/1315 Hijriah.
Ketika itu Masjid Agung Kauman dan masjid-masjid lainnya, letaknya ke barat lurus, tidak tepat menuju arah kiblat yang 24 derajat arah barat laut.
Sebagai ulama yang menimba ilmu bertahun-tahun di Makkah, KH Ahmad Dahlan mengemban amanat membenarkan setiap kekeliruan dan mencerdaskan setiap kesalahan.
Dengan berbekal pengetahuan ilmu falak atau ilmu hisab yang dipelajari melalui KH Dahlan (Semarang), Kiai Termas (Jawa Timur), Kiai Shaleh Darat (Semarang), Syekh Muhammad Jamil Jambek, dan Syekh Ahmad Khatib (Minangkabau), KH Ahmad Dahlan menghitung kepersisan arah kiblat pada setiap masjid yang melenceng.
Satu malam pada 1898, KH Ahmad Dahlan mengundang 17 ulama yang ada di sekitar Kota Yogyakarta untuk melakukan musyawarah tentang arah kiblat di surau milik keluarganya di Kauman.
Diskusi antara para ulama yang telah mempersiapkan diri dengan berbagai kitab acuan ini berlangsung sampai waktu subuh, tanpa menghasilkan kesepakatan.
Akan tetapi, dua orang yang secara diam-diam mendengar pembicaraan itu beberapa hari kemudian membuat tiga garis putih berjarak 5 sentimeter di depan pengimaman Masjid Besar Kauman untuk mengubah arah kiblat sehingga mengejutkan para jamaah Sholat Zuhur ketika itu.
Akibatnya, Kanjeng Kiai Penghulu HM Kholil Kamaludiningrat memerintahkan untuk menghapus tanda tersebut dan mencari orang yang melakukannya.
Sebagai realisasi dari ide pembenahan arah kiblat tersebut, KH Ahmad Dahlan merenovasi surau milik keluarganya pada 1899. Mengarahkan surau tersebut ke arah kiblat sebenarnya yang tentu saja secara arsitektural berbeda dengan arah Masjid Besar Kauman.
Setelah digunakan beberapa hari untuk kegiatan Ramadhan, KH Ahmad Dahlan mendapat perintah dari Kanjeng Penghulu untuk membongkar surau tersebut, yang tentu saja ditolak. Akhirnya surau itu dibongkar secara paksa pada malam hari itu juga.
Walaupun diliputi perasaan kecewa, KH Ahmad Dahlan membangun kembali surau tersebut sesuai arah Masjid Besar Kauman setelah berhasil dibujuk oleh saudaranya, sementara arah kiblat yang sebenarnya ditandai dengan membuat garis petunjuk di bagian dalam masjid.
Sumber Tulisan dan Photo : okezone.com