Rendang, Sarung, Merantau, Tiga Serangkai Ciri Khas Urang Minang Asli

Rendang, Sarung, Merantau, Tiga Serangkai Ciri Khas Urang Minang Asli

Membicarakan kuliner padang tentu tidak lepas dari rendang. Namun, ternyata rendang juga erat dengan budaya rantau orang Minang.

Tentu sudah bukan rahasia, kalau orang Minang terkenal dengan budaya merantau. Di kalangan laki-laki Minang, budaya merantau memang telah menjadi bagian budaya yang diturunkan secara turun temurun.

Hal itu pun diceritakan oleh pemandu detikTravel yang berkunjung ke Padang beberapa waktu lalu bersama rombongan pemenang kompetisi foto #MudikSeruAP2, Marjones Ronaldo atau yang akrab disapa Anes.

“Laki-laki di Minang itu pria surau. Pria minang itu umur 15 tahun sudah harus keluar rumah untuk merantau, atau biasanya jika sudah sunat. Dia harus pergi ke luar rumah, tinggal di surau dan rumah-rumah kosong untuk menimba ilmu agama,” ujar Anes.

Pria Minang yang sudah merantau pun hanya diperbolehkan pulang ke rumah orang tua untuk makan atau sekadar bersilaturahmi, tapi tidak boleh tinggal dalam waktu lama.

Budaya itu pun sesuai dengan kisah Malin Kundang. Di mana Malin pergi merantau dan akhirnya kembali sebagai orang sukses, walau akhirnya harus dikutuk menjadi batu karena lupa pada bundo yang telah melahirkannya.

Kuliner rendang sapi yang jadi bekal laki-laki minang

Dalam prosesnya, laki-laki Minang pun akan dibekali rendang dan sarung oleh sang ibu. Ternyata, ada makna di baliknya.

“Sang ibu yang mau melepaskan anaknya akan memberi kain sarung dan rendang. Pertama karena rendang itu awet dan tahan lama. Sedangkan sarung itu untuk menghangatkan badan sekaligus mengingatkan akan pelukan ibu di rantau,” terang Anes.

Selain awet dan tahan lama, kuliner rendang disebut-sebut sebagai wujud ucapan doa sang ibu untuk sang anak. Selain proses pembuatannya yang lama, terselip juga doa sang ibu.

“6-12 jam buatnya sambil dzikir. Itu rendang diulet-ulet dan ditaruh di bambu. Masuk juga air mata dari dzikir orang tuanya,” cerita Anes.

Mendengar kisah tersebut, lantas membuat kita teringat akan kasih ibu yang telah melahirkan dan membesarkan kita menjadi pria dewasa. Namun khusus untuk laki-laki minang, rasa kasih sayang ibu adalah apa yang mendewasakan dan menjadi pegangan di perantauan. Detik

Related Posts

Leave a Reply