Nagari Pariangan Dinobatkan Jadi Desa Terindah Dunia Versi Majalah Amerika

Nagari Pariangan Dinobatkan Jadi Desa Terindah Dunia Versi Majalah Amerika

Pada akhir 2015 sampai awal 2016, beberapa media cetak maupun elektronik di Indonesia silih berganti mengangkat pemberitaan tentang Nagari Pariangan, Minangkabau, Sumatera Barat, sebagai sebuah desa terindah di dunia.

Kabar berita ini menjalar ke seantero Indonesia, sehingga memunculkan rasa penasaran yang luar biasa bagi masyarakat dan muncul keinginan untuk berkunjung ke sana.

Tak lama setelah pemberitaan tersebut berbondong-bondong wisatawan lokal maupun mancanegara berkunjung ke Pariangan. Mereka ingin menyaksikan seperti apa desa terindah tersebut.

Menurut catatan di Kenagarian Pariangan, pernah dalam satu hari berkunjung sekitar 5.000 wisatawan ke Pariangan. Fenomena yang sangat luar biasa akibat membludaknya kunjungan itu, hari demi hari tentu memunculkan dampak positif dan negatif juga terhadap masyarakat Pariangan khususnya dan Pemda Tanah Datar umumnya.

Awal Mula Menjadi Desa Terindah di Dunia

Sebuah majalah pariwisata bergengsi di Amerika Serikat pada 2012 merilis hasil survei yang mereka lakukan terhadap opini serta penilaian dari travelers yang pernah berkunjung ke Pariangan.

Mereka menjaring sekitar 2.000 angket berupa survei yang diisi oleh wisatawan yang pernah mengunjungi beberapa desa yang indah di dunia. Dari dua ribu angket yang terkumpul ini dibuatlah analisis statistik sehingga didapat lima buah desa yang dianggap indah oleh wisatawan.

Sebagai peraih poin terbanyak adalah Desa Wengen di Swiss. Nomor dua, Desa Eze di Perancis. Nomor tiga, Desa Niagara on the Lake di Kanada. Nomor empat, Desa Pariangan di Sumatera Barat, Indonesia. Nomor lima, Desa Cesky Krumlov di Republik Ceko.

Salah satu kategorisasi yang membuat unggul Pariangan adalah indeginous culture-nya yang masih terjaga. Artinya dari segi pemeliharaan dan pelestarian budayanya Pariangan menjadi yang terbaik di antara kelima di atas.

Penobatan Nagari Pariangan, desa yang dianggap paling indah di dunia bersama empat desa lain di sejumlah negara berdasarkan versi dari Travel Buget, majalah pariwisata internasional dari New York, Amerika Serikat.

Penobatan ini sudah ada sejak 2012 silam, dengan tajuk “World’s 16 Most Picturesque Villages”. Ya, predikat desa terindah ini diberikan kepada 16 desa dari seluruh penjuru dunia dan bersyukurnya Indonesia menempati salah satunya melalui Desa Pariangan tersebut.

Cerita Sejarah Pariangan

Sebelum menelusuri Nagari Pariangan lebih jauh, ada baiknya kita mengulas beragam kesejarahan desa dengan luas wilayah sekitar 17,97 kilometer persegi ini. Bukan tanpa alasan, hal ini karena ternyata Pariangan bukan hanya indah secara pandangan mata, tetapi juga indah dengan ceritanya. Dengan mengenal cerita sejarahnya, mereka yang tertarik datang akan semakin tertarik lagi untuk datang ke Pariangan.

Ya, Pariangan memang punya cerita yang menarik. Dikabarkan, Pariangan sebagai asal-muasal masyarakat Minangkabau itu sendiri, yang artinya Pariangan menjadi negeri tertua di Ranah Minang.

Masyarakat Minang mempercayai bahwa nenek moyang mereka berasal dari Puncak Gunung Marapi, di mana dahulunya puncak gunung tersebut merupakan daratan, sedangkan daerah lain masih berupa lautan.

Dalam banyak waktu, barulah ketika air mulai surut, masyarakat membuat permukiman di sekitar puncak gunung dan Pariangan menjadi wilayah pertama yang dibuka dan menjadi tempat persinggahan awal leluhur Minangkabau. Itulah mengapa Pariangan juga hingga sekarang masih disebut sebagai Nagari Tuo atau Desa Tua.

Hal ini juga menjadikan kepercayaan bahwa Pariangan merupakan cikal bakal sistem kemasyarakatan Nagari yang digunakan di Ranah Minang. Jadi, Nagari Pariangan merupakan desa kuno dan sebagai cikal bakal lahirnya sistem pemerintahan khas masyarakat Minangkabau, yang populer dengan nama Nagari.

Perlu diketahui pula, menurut para pengamat, sistem pemerintahan nagari mirip dengan konsep polis pada masyarakat Yunani yang otonom dan egalitarian. Namun, pada 1980, sistem Nagari ini sempat terhenti karena peraturan perundang-undangan tentang sistem pemerintahan yang memaksa sistem Nagari mengikuti aturan nasional, yaitu berupa desa.

Untungnya, sejak adanya Undang-undang Otonomi Daerah tahun 1999 membuat masyarakat Minang memanfaatkan kesempatan untuk kembali mewacanakan dikembalikannya sistem Nagari di sana. Hingga akhirnya usaha mereka berhasil dan hingga kini sistem Nagari kembali menjadi ciri khas tatanan pemerintahan Sumatera Barat.

Begitulah Pariangan, Nagari tertua yang memiliki pengaruh besar bagi Ranah Minang. Tak sekadar tua dalam segi usia, tetapi juga berhasil menebarkan sistem khas yang akhirnya menjadikan Sumatera Barat begitu kaya akan budaya.

Dalam catatan sejarah yang terekam dalam Tambo Minang menunjukkan bahwa Nagari Pariangan adalah nagari asal Suku Minangkabau yang oleh masyarakat setempat disebut sebagai “Tampuk Tangkai Alam Minangkabau”.

Artinya, nagari ini dipercaya sebagai tempat pertama munculnya kehidupan di Alam Minangkabau, ratusan tahun silam. Dalam tambo diceritakan pula bahwa masyarakat Minangkabau merupakan keturunan Alexander Agung. Konon, beliau memiliki tiga orang putra, yaitu Sultan Maharaja Dipang (Sutan Maharajo Dipang), Sultan Maharaja Alif (Sutan Maharjo Alif), dan Sultan Maharaja Diraja (Sutan Maharajo Dirajo). netralnews

Related Posts

Leave a Reply