SARIBUNDO.BIZ – Layaknya etnis lain, Minang kabau juga memliki jumlah suku yang lebih dari satu. Menurut tambo asal banyaknya jumlah suku di minangkabau, pada masa awal pembentukan budaya Minangkabau oleh Datuak Katumanggungan dan Datuak Parpatiah nan Sabatang, ada empat suku induk. Suku-suku itu adalah Koto, Piliang, Bodi, dan Caniago. Kemudian, seiring dengan perkembangan zaman, banyak muncul pecahan-pecahan suku tersebut. Maka muncullah, Suku Pisang, Jambak, Guci, Payo Bada, dan lainnya.
Pecahan suku ini banyak menyulitkan anak kemenakan. Karena mereka tidak mengetahui lagi apa suku induk dari suku pecahan ini. Seperti Yose dari Padang, yang mempertanyakan suku Pitopang yang diwariskan oleh ibunya. Yose sendiri berasal dari Payakumbuh dan menetap di Padang.
“Banyak orang di Padang, tidak tahu dengan suku Pitopang ini. Saya pun tidak tahu, mana suku induk dari suku ini. Juga tidak tahu, apakah Pitopang bisa disamakan dengan salah satu suku yang lazim di Kota Padang,” ucapnya.
Kepala Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM), M Sayuti Dt Rajo Pangulu, mengatakan bahwa banyaknya suku di Minangkabau ini sejalan dengan ajaran Allah, supaya antar masyarakat saling mengenal dan tahu akan diri masing-masing. Seperti yang tertulis dalam surat Alhujurat ayat 13, “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal”. seperti yang dilansir harianhaluan.com
Jumlah Suku Di Minangkabau
Sayuti menuturkan bahwa banyaknya pecahan suku di Minangkabau ini, sesuai dengan pepatah Minang alam bakalebaran, anak buah bakambang biang.
“Kondisi alam itu akan tetap, baik lebar dan besarnya. Namun, orang-orang akan berkembang biak untuk melanjutkan keturunan. Mereka mencari harta, manaruko sawah dan ladang, dan berumah tangga,” ujarnya
Nantinya, berdasarkan tempat berkembang itulah, datuak yang memimpin memberikan nama suku bagi kaumnya tersebut. Misal, di daerah itu banyak ditemukan pisang atau pantai, maka nama suku yang ditetapkan ialah Suku Pisang dan Suku Panyalaian.
Sayuti juga menyebutkan bahwa berdasarkan catatan AA Navis pada 1983, ada 23 suku di Minangkabau. Lalu, dari penelitian yang dilakukan oleh Prof Keebet von Benda-Beckman, total ada 62 suku pecahan Minang.
Ditambahkan oleh Dr Yasnur Asri, MPd, dosen Fakultas Bahasa Seni Universitas Negeri Padang, meskipun suku di Minangkabau ini banyak, induknya tetaplah yang empat tadi.
“Suku-suku tersebut, tetaplah turunan dari yang empat tadi,” jelasnya, saat dihubungi melalui telepon.
Menurutnya, penamaan suku ini juga berfilosofikan pada alam. Contohnya, suku Pisang, meski cuma satu, tapi beranak banyak. Terkait tentang banyaknya yang tidak tahu akan suku-suku yang ada di Minangkabau, Yasnur mengatakan itulah pentingnya pelajaran Budaya Alam Minangkabau. “Harusnya pelajaran BAM ini tetap diberikan pada sekolah lanjutan, supaya anak-anak Minangkabau generasi penerus paham akan hal ini. Sekarang tidak ada lagi diajarkan di sekolah,” tutupnya.