Festival Sate Padang Jalan Permindo Jadi Perhatian Masyarakat

Festival Sate Padang Jalan Permindo Jadi Perhatian Masyarakat

Jalan Permindo, Kota Padang, Sumatra Barat dipadati oleh gerobak yang dikerumuni asap. Asap-asap itu berasal dari kipasan pembakaran daging sate khas Minangkabau.

Dihari hari biasa pinggiran jalan Permindo Padang itu, biasanya tempat parkir kendaraan, karena berada di kawasan pasar Kota Padang. Tapi, jika sore hingga malam, jalan Permindo menjadi tempat khusus berjualan sate, dalam kegiatan Festival Sate.

Acara yang digagas oleh Pembina Kesatuan Pedagang Jalan Permindo (KPJP) Miko Kamal ini, menghadirkan 22 penjual sate yang memiliki rasa khas dari berbagai daerah di Sumatra Barat. Bukan hanya Sate Padang, tetapi juga Sate Pariaman, dan Sate Danguang-Danguang dari Kabupaten Limapuluh.

Dari 22 gerobak sate yang ada di Festival Sate ini, ada yang menarik untuk dikenali dari rasa sate di Minangkabau.

Pertama, Sate Padang. Sate yang benar-benar memiliki rasa yang lahir di Kota Padang, ada sate yang agak berbeda, kuahnya dari buah labu. Biasanya, kuah sate ini terbuat dari tepung yang dicampur cabai giling.

Musri ,pemilik Sate Labu Padang menjelaskan, meski satenya terbuat dari buah Labu, bukan berarti rasa satenya manis seperti buah Labu. Bahkan, Sate Labu ini tak kalah pedasnya dengan rasa sate Minangkabau pada umumnya. Jika dicicipi, bisa dikatakan hampir tidak terasa buah Labunya.

Menurut Musri, hal yang bisa membuat Sate Labu memiliki rasa yang pedas. Bumbu yang digunakan mengurangi campuran tepung dan mencampuri Labu dengan cabai giling. Lalu, dicampuri kacang tanah dan ditaburi bawang goreng. Dagingnya pasti menggunakan daging sapi.

Sate Labu ini disebut sebagai sate satu-satunya yang ada di Sumatra Barat, bahkan di Indonesia. Karena tujuan Musri melahirkan rasa Sate Labu ini, dinilai lebih menyehatkan, ketimbang lebih banyak menggunakan tepung. Karena, buah Labu memiliki khasiat yang baik untuk kesehatan.

Kedua, Sate Pariaman. Sate yang berasal dari Kota Pariaman ini sebenarnya telah lama dikenal. Hampir di seluruh daerah di Sumatra Barat telah ada Sate Pariaman. Untuk Sate Pariaman ini, ada yang khas dari tampilan luarnya.

Anto, penjual Sate Pariaman menjelaskan, Sate Pariaman itu identik dengan warna kuahnya yang agak memerah. Warna merah bukanlah menunjukkan rasa sate yang memiliki rasa level tertinggi. Bahkan, Sate Pariaman memiliki rasa pedas yang bercampur manisnya.

Memerahnya kuah sate itu karena bumbunya menggunakan pewarna makanan. Dengan menampilkan warna memerah, dapat menghadirkan kesan kelezatan.

Ada pun bumbu Sate Pariaman tidak terlalu muluk-muluk, hanya memerlukan tepung, cabai merah giling, kacang tanah, dan bawang goreng. Untuk daging sate tidak hanya dari daging sapi, namun juga ada dari telur puyuh, lokan dan terkadang ada daging ayam.

Ketiga, Sate Danguang-Danguang. Sate ini juga merupakan salah satusate yang populer di Minangkabau. Asalnya dari daerah Mudik, Kabupaten Limapuluh Kota. Meski jauh dari ibu kota Provinsi Sumatra Barat, Sate Danguang-Danguang mampu menarik selera masyarakat Minangkabau di berbagai daerah.

Kini, Sate Danguang-Danguang telah dijual di berbagai kabupaten dan kota di Sumatra Barat, dan tak kalah dengan Sate Pariaman yang lebih dahulu menyebar pemasarannya ke seluruh pelosok daerah Minangkabau.

Related Posts

Leave a Reply