Site icon Sari Bundo Masakan Padang

“Saciok Bak Ayam, Sadanciang Bak Basi”, Filosofi Gotong Royong di Minangkabau

Di Minangkabau, ketika sebuah keluarga mengadakan pesta pernikahan (baralek), penobatan gelar adat, atau perayaan besar lainnya, persiapannya jauh melampaui urusan keluarga inti. Seluruh masyarakat, atau anak nagari, akan terlibat. Ini adalah manifestasi nyata dari filosofi yang mendalam: “Saciok Bak Ayam, Sadanciang Bak Basi.”

Pepatah ini berarti ‘bersuara seperti ayam, berdenting seperti besi’, menyimbolkan kesatuan, kekompakan, dan keharmonisan dalam bergerak dan berpendapat. Kekuatan filosofi ini paling terasa di dapur komunal, dalam tradisi yang dikenal sebagai Mambangkik.

Mengenal Istilah Mambangkik

Mambangkik adalah istilah untuk kegiatan memasak besar-besaran yang dilakukan secara gotong royong oleh masyarakat untuk kebutuhan pesta adat. Ini bukan sekadar mempekerjakan catering; ini adalah ritual sosial yang mengikat komunitas.

Bayangkan pemandangan, di halaman rumah sang tuan hajat, puluhan orang berkumpul. Para pria bertugas mengolah daging kerbau atau sapi, membelah kayu bakar, dan mengaduk adonan di kuali-kuali raksasa (kudai). Sementara itu, para Bundo Kanduang (Ibu-ibu yang bijaksana) memimpin dalam meracik bumbu, mengulek rempah, dan memastikan Randang atau Gulai dimasak hingga tanak sempurna.

Beberapa keunikan Mambangkik:

Budaya Gotong Royong

Mambangkik adalah pelajaran praktis tentang manajemen kualitas dan kerja tim yang unggul. Diperlukan konsentrasi dan kesabaran untuk mengaduk Randang di kuali besar selama delapan jam, dan tidak ada satu orang pun yang sanggup melakukannya sendirian.

Prinsip “Sadanciang Bak Basi” memastikan bahwa ketika satu orang lelah, orang lain segera mengambil alih tanpa diperintah. Semua bergerak dalam harmoni, memastikan api tetap menyala, adukan terus berlanjut, dan bumbu meresap sempurna. Proses memasak yang lambat, rumit, dan butuh ketekunan ini menjadi tanggung jawab kolektif.

Budaya gotong royong dalam memasak ini memberikan pemahaman mendalam. Kelezatan sejati dalam masakan Minangkabau adalah hasil dari kesatuan jiwa dan raga. Rasa yang kaya dan kompleks pada hidangan tradisional adalah cerminan dari komunitas yang solid dan harmonis.

Mambangkik membuktikan bahwa makanan terbaik tercipta bukan hanya dari bahan-bahan mahal, tetapi dari proses yang penuh keikhlasan, kebersamaan, dan kepatuhan pada filosofi. Bergeraklah serentak, dan hasilkan yang terbaik bagi semua.

Exit mobile version