Site icon Sari Bundo Masakan Padang

Mengenal Sejarah dan Tradisi Henna dalam Acara Pernikahan

Tren menggunakan Henna dalam acara Pernikahan saat ini tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Tahukah kamu, ternyata tradisi ini pertama populer di India.

Henna adalah kegiatan seni lukis tangan yang dilakukan menjelang Pernikahan ini menjadi tren yang banyak diikuti oleh mempelai perempuan di Indonesia.

Kata Henna sendiri berasal dari bahasa Arab yang merujuk pada tumbuhan bernama Lawsonia inermis atau terkenal dengan pohon hina.

Pada awalnya, Henna banyak dipakai untuk mewarnai dan melukis rambut, kuku hingga untuk mewarnai kain sutra, wol dan kulit di daerah Asia, seperti India, Pakistan, dan Timur Tengah.

Henna sudah diaplikasikan sejak 5.000 tahun yang lalu yang berasal dari India dengan nama mehndi. Sudah menjadi pemandangan sehari-hari di India terkait penggunaan Henna sebagai makeup dan perhiasan.

Namun, yang paling populer adalah penggunaan Henna pada acara Pernikahan karena merupakan tradisi yang dilakukan berupa pesta Henna yang dihadiri oleh kerabat dan sahabat dari mempelai perempuan. Dalam pesta Henna tersebut, mempelai perempuan akan memilih motif untuk dilukis oleh seniman Henna.

Selain India, Henna juga banyak digunakan di negara-negara seperti Peninsula Arab, Timur Tengah, Afrika Utara, Eropa Timur dan Asia Tenggara. Tak hanya sebagai aksesori pengantin, Henna juga memiliki filosofi tersendiri.

Di Yaman, Henna dipercaya merupakan simbol dari kesuburan. Semakin gelap warnanya, maka semakin baik bagi kesuburan dari si calon pengantin. Di negara lain, Henna juga berkaitan erat dengan kepercayaan bahwa Henna bisa memberikan keberuntungan, keberkahan, kebahagiaan hingga kecantikan.

Bagaimana dengan Indonesia? Banyak daerah di Indonesia yang memiliki tradisi Henna seperti di negara lain. Minangkabau memiliki tradisi bernama Malam Bainai yang dilakukan dengan menumbuk daun Pacar dan di aplikasikan pada kuku mempelai dan keluarga terdekatnya.

Hampir sama seperti tradisi Minangkabau, Aceh juga memiliki prosesi Malam Bohgaca yang merupakan lambang perhiasan rumah tangga dan sebagai pelipur lara.

Tak hanya itu, Henna populer di Indonesia dengan nama prosesi yang berbeda-beda. Suku Bugis memiliki prosesi Mappaci yang melambangkan rumah tangga bahagia, Malem Pacar dari Betawi, dan Peta Kapanca dari Nusa Tenggara Barat yang menjadikan Henna sebagai pengingat bahwa calon pengantin akan segera menjadi ibu rumah tangga.

Saat ini, tradisi Henna masih banyak diaplikasi di berbagai acara Pernikahan. Banyak juga salon kecantikan yang menyediakan jasa Henna bagi calon pengantin yang akan segera melangsungkan pernikahannya.

Desainnya pun beragam, mulai dari penggunaan simbol tertentu, gambar bunga, motif brokat yang elegan hingga penyematan nama inisial pegantin. Harganya pun beragaman tergantung dari bahan dan kerumitan dari motif Henna itu sendiri.

Sumber artikel dan photo : AKURAT.CO

Exit mobile version