Site icon Sari Bundo Masakan Padang

Sejarah Orkes Gumarang, Pionir Musik Tanah Air dari Minangkabau

orkes gumarang wikimedia

Orkes Gumarang yang berakar dari budaya Minangkabau merupakan contoh diterimanya berbagai kebhinekaan seni di Indonesia utamanya dibidang musik. Gumarang, yang banyak mendendangkan lagu Minangkabau bisa diterima publik dari berbagai etnis berbeda.

Gumarang mulanya dipimpin oleh Anwar Anif, lalu Alidir dan terakhir Asbon Madjid. Penyanyi utamanya yang terkenal adalah Nurseha, dengan lagu fenomenal ketika itu “Ayam Den Lapeh”. Selain Nurseha, vokalis Gumarang adalah Anas Joesoef dan Syaiful Nawas. Anas Joesoef kemudian melanjutkan studi vokal dan karir di Jerman selama 52 tahun pada 1960.

Orkes Gumarang yang lahir pada tahun 1954, dalam sepuluh perjalanannya mampu memberi bukti bahwa musik daerah bisa diterima menjadi musik nasional dan bahkan internasional.

Orkes Gumarang boleh dibilang merupakan cikal bakal grup musik atau band di Indonesia. Piringan Hitam Gumarang pada masa itu termasuk yang laris di pasaran. Lagu-lagunya diputar di RRI dan sering tampil di TVRI.

Di masa jayanya, Gumarang bisa fenomenal dan dominan sebagai musik yang mewarnai musik nusantara. Gumarang juga ikut bermain film bersama Usmar Ismail dan mengisi musik sejumlah film.

Gumarang sering tampil di berbagai kota antara lain pentas di Medan, Tanjung Pinang, Palembang, Bandung, Surabaya, dan Bali. Juga dihadapan Presiden Soekarno, Hatta, Lee Kwan Yew dan banyak lagi.

Memang pada masa itu pemerintah Presiden Soekarno sangat mendukung kemajuan musik Nusantara ketimbang musik Barat, yang dianggap musik ngak ngik ngok.

Awaluddin Djamin yang belakangan menjadi Kapolri, adalah orang memberi gagasan nama “Gumarang” ketika anak-anak muda kreatif dan berbakat kumpul-kumpul berniat mendirikan grup musik di akhir tahun 1953.

Nama Gumarang sendiri diambil dari nama Kuda dalam Kaba Cindua Mato, sebuah legenda dalam budaya Minangkabau. Lahir di sebuah rumah yang dihuni oleh mahasiswa Universitas Indonesia di Menteng, Orkes Gumarang mendapatkan panggungnya di era 50′ dan 60′ an.

Pada masa itu, Orkes Gumarang membawakan lagu-lagu bernuansa mambo, musik Latin dan musik Minang sendiri. Hasilnya, adukan nada 10 pemuda Minang ini tidak hanya digemari orang Minang saja, tapi masyarakat lainnya di Indonesia.

Langgam.id menulis sosok pemimpin pertama band ini adalah Anwar Anif. Di tangan Anwar, Orkes Gumarang berhasil tampil di RRI, yang kemudian pada tahun 1954 berhasil mereka lagu-lagu mereka.

Perekaman pun dilakukan di perusahaan rekaman negara, Lokananta. Hal ini diketahui dari buku ‘Memori Orkes Gumarang’ karya Syaiful Nawas yang juga dikutip oleh Langgam.

Adapun lagu-lagu pertama mereka saat itu adalah Kaparinyo, Simpang Ampek, batjarai Kasih, Jo Rang Mudo, Titian Nan Lapuak, dan Gadih Minang.

Puncak kejayaan Orkes Gumarang ini saat band dipimpin oleh musisi Asbon Madjid. Asbon adalah pemimpin ketiga dari banda ini setelah Anwar digantikan oleh Alidir. Sayangnya, ketenaran Orkes Gumarang harus dihiasi oleh keluarnya anggota band mereka.

Julius Bahri saat itu mundur karena ditugaskan ke luar negri oleh tentara republik Indonesia terkait situasi politik luar negri saat itu. Di bawah kepemimpinan Asbon dan diperkuat bintang cantiknya, Nurseha, Orkes Gumarang mulai dikenal masyarakat luas.

Ketenaran Gumarang tidak hanya di Indonesia, bahkan sampai ke Malaysia. Keberhasilan sampai pada ketima ereka ikut dalam New York World Fair pada Februari 1964.

Kesempatan itu juga digunakan untum berkeliling Amerika Serikat selama 11 bulan, lalu meneruskan perjalanan mereka ke Eropa. Pada tahun 1970 mereka juga mengikuti misi kesenian di Pekan Raya EXPO 1970 di Osaka, Jepang.

Kiprah Orkes Gumarang kemudian menghilang seiring wafatnya Asbon Madjid pada tahun 1980 di Jakarta. Para personelnya kemudian tercerai-berai setelah kematian sang nakhoda. Katasumbar

Exit mobile version