Site icon Sari Bundo Masakan Padang

Harga Daging Tinggi, Bagaimana Nasib Penjual Masakan Padang Dan Bakso?

Penjual Masakan Padang

Dampak harga daging sapi yang masih tinggi di pasaran, membuat pengusaha kuliner gigit jari. Pedagang bakso dan penjual masakan Padang terpaksa memilih meraup untung sedikit daripada harus gulung tikar.

Salah satu pengelola rumah makan masakan Padang di Jl. Kaliurang Km.5 bernama Yanto mengatakan, harga rendang sapi dari pemasok sudah mulai dinaikkan awal pekan ini. “Sebelumnya Rp88.000 per kilogram sekarang jadi Rp95.000,” kata dia, Rabu (12/8/2015).

Namun untuk tetap menjaga agar pelanggan tidak kecewa, pihak manajemen toko tetap mematok harga sama untuk satu potong rendang. “Tetap Rp15.000 kita jual,” imbuhnya. Hal ini pun membuat keuntungan yang diperoleh semakin menipis.

Ia mengatakan untuk pasokan rendang sapi yang diterima masih stabil. Potongan daging juga tidak diperkecil. Hanya saja pemasok sudah menaikkan harga sejak beredar kabar harga komoditi sapi semakin tinggi.

Hal yang sama juga disampaikan pemilik Bakso Pak Narto di Sleman, Muhammad Turis Sanjaya pada Harian Jogja. Ia mengaku harga daging sapi saat ini masih tergolong tinggi. Biasanya saat tiga pekan setelah lebaran hanya Rp100.000, saat ini masih Rp115.000 per kilogram.

Ia sendiri mengakui, jika kondisi harga sapi dan komoditas lainnya normal, keuntungan yang didapat mencapai 20%. Namun karena harga daging saping tinggi dan dipicu naiknya cabai rawit merah serta beberapa sayuran, keuntungan berkurang 3%. “Jelas keuntungannya turun. Masalahnya daging naik, cabai juga pas tinggi,” tegasnya.

Kenaikan harga membuat jumlah bakso yang disetorkan ke beberapa toko cabang juga berkurang. Biasanya dalam satu hari menyetorkan 150 porsi per toko cabang, sekarang hanya 130 porsi.

Sebagai salah satu pengusaha bakso ternama di Sleman, ia tak berani melakukan rekayasa untuk memperkecil ukuran bakso. Rencananya, kata Turis, jika daging sapi masih terus naik, ia baru berani menaikkan harga bakso tiap porsi. Sementara ini, ia hanya menaikkan harga minuman seperti es teh dan es jeruk.

“Kalau naikin harga baksonya nantilah. Sekarang yang kita naikkan minumannya dulu. Es teh dari Rp2.000 jadi Rp2.500,” jelasnya. Cara itu ditempuh untuk menutup kerugian dari penjualan bakso. sumber

Exit mobile version